-->

Hallo semua! Welcome to Azizliziouz!

I am Sulthan Al Aziz Engineering Blog Writer Reader

Take a look my note How to reach me?

My hidden talent

Rebahan
Kelucuan
Produktifitas
Siapa sih nih orang?

Sulthan Al Aziz

Penulis blog

Welcome to my blog everyone! Mau kenalin ini blog saya yang gak penting-penting banget. Joinned to blogger since 2011. Lupa cerita gimana awalnya bisa ngeblog dan bisa bertahan sampe sekarang. Dan yang udah dateng, selamat membaca para pembaca setia (ya I know I have no one). I write something in here just for fun, so... jangan dibawa serius banget, okey? Terima kasih udah dateng, tinggalkan komentar ya.

Simbol

Pensil

Kali aja ada yang gak tau, icon diatas namanya pensil untuk menulis. Isinya grafit atau carbon

Kotak

Nah gambar ini mengingatkan kita pada pelajaran matematika SMP, yaitu pelajaran bangun ruang. Kalau dilihat lebih detail, sebenarnya icon ini adalah tupperware untuk sarapan

Pesawat Kertas

Origami paling sederhana adalah pesawat terbang. Biasanya kita membuat origami kertas ini dari kertas buku tulis yang kita ambil kertasnya dari tengah. Nah ini adalah penyebab buku tulis kalian kertasnya cepat habis.

Gunung

Terlihat seperti grafik? Jika iya, mungkin mata anda bermasalah. Ini adalah gunung diatas huruf alphabet huruf "L"

Read more my another posts!

Jatuh Cinta Itu Fall In Love (Do Fun!)



     Pagi buta ku terbangun. Sinar dunia mulai memperlihatkan cahayanya dengan perlahan. Seperti kamu yang perlahan masuk ke dunia ku. Memberi cahaya ke hidupku yang sangat redup, dan menjadi debar saat jantung ini berhenti berdegup.

     Ku ambil baju putih, karena ku tahu di Dufan sangatlah panas sekali. Aku tahu, tak sepenuhnya aku memakai baju putih. Warna hitam, menghiasi pakaianku. Karena ku tahu, tidak ada warna putih yang sempurna. Layaknya cinta, selalu ada pertengkaran di dalamnya. Tapi sebagian menyebut pertengkaran itu adalah bumbu-bumbu cinta. Tapi apakah jika terlalu banyak bumbu cinta, akan terasa nikmat? Atau terasa hambar?

     Kini ku menembus angin pagi sejuk dengan motorku. Menjemput beberapa teman untuk berangkat bersama-sama. Bersama Dion, Dhani, dan Restian. Angin dingin ini menusuk lebih dari rindu, cekaman rasa lebih dari ingin bertemu. Mungkin ini yang dinamakan cemburu.

     Kini kami berempat berada di stasiun Depok Baru, menunggu kereta dengan rasa bergebu-gebu, bukan menunggu seseorang dengan ketidakpastian, tanpa teman, dan sendirian. Kereta pun datang, terlihat dari selatan kereta mulai melaju dengan perlahan. Berbeda dengan air mata ini, yang semakin hari semakin laju, jatuh, dengan luluh. Andai, menunggumu sama seperti menunggu kereta ini. Kereta ini sudah dipastikan datang ke sini, tanpa harus basa basi kesana kemari, dan tanpa singgah kesana kesini.

     Kami bertemu dengan teman kami yang lain, di stasiun Pasar Minggu. Kami berlimabelas, siap menuju ke Dufan. Ya, sebuah pertemuan kami terasa berbeda, karena kami tahu kami akan menghabiskan waktu bersama-sama dengan tawa, bukan rasa sesal. Aku harap pertemuanku dengan mu seperti itu. Kami pun menaiki kereta menuju stasiun Kampung Bandan.

     Sekarang aku berdua dengan temanku Ponco di stasiun Kampung Bandan, kami kebingungan mengapa hanya ada kami berdua. Ternyata teman kami terpaksa keluar dari desakan orang kantor di kereta. Seperti hati mu, berlomba-lomba orang berdesakan ingin masuk, hingga menimbulkan korban.

     Kami berdua masih menunggu teman kami, sembari makan pastel, diiringi angin sejuk. Saking sejuknya, kupendam rasa ku ingin berteduh di bawah senyumanmu. Hingga akhirnya kami berdua bertemu dengan teman kami yang lain. Kami menuju pintu keluar staisun Kampung Bandan, dan berjalan menuju Ancol. Sampai disana, kami diperharuskan masuk lagi hingga Dufan. Ada ‘jarak’ dari stasiun ke Dufan. Semakin itu pula aku jarak kau dan aku pun menjauh. Tapi ada rindu, rindu yang akan selalu menyinari jarak. Di tiap jatuhnya cinta mengalun tak sudi beranjak.

Akhirnya sampai di Dufan!

     Dunia Fantasi adalah tempat untuk orang-orang normal, bukan untuk orang-orang yang sedang jatuh cinta. Karena aku tahu, fantasi orang jatuh cinta sangatlat berbeda. Dia melintas di imajinasi, dan menghisap apresiasi.

     Berjalan kearah dalam Dufan. Soundtrack Dufan yang khas mengiri tiap langkah kami ke wahana permainan yang ingin kami naiki pertama kali. Menikam langkah, perih terasah, aku tersayat menimang rindu yang bernanah.

     Sebagai pemanasan, kami menaiki wahana Hysteria. Wahana Hysteria sebagai pemanasan? Kalian tahu bagaimana permainan ini membawamu perlahan lahan, lalu dengan cepat ia membawamu setinggi-tingginya. Tetapi... saat kau berada di pucuk, dia membawa untuk jatuh lagi, hingga tanah harus terinjak kembali. Seperti cinta terakhir yang kualami. Ku bahagia sampai sekarang, tanpa air mata. Kami masih mengantre di antrean yang seperti ular. Di mataku banyak wanita cantik, tapi tak cukup menarik dan membuatku tertarik. Di mataku banyak wanita berpakaian seksi, tapi rupamu masih ada di pikiran dan di hati. Tapi ada yang membuat ku terpana, yaitu seorang perempuan kurang ajar. Perempuan yang rupanya menyerupai rupa wanita yang ku suka. Kenapa? Kenapa dia berdiri dengan anggun di depan ku sekarang? Rupanya tak cantik, tapi ia begitu manis. Aku sadar, perempuan kurang ajar ini hanyalah kamuflase kerinduanku ke kamu saat ini.

     Selanjutnya kami menaiki wahana ontang-anting. Ayunan yang berputar, hingga terasa ikatan ini akan terlepas, bebas, tanpa sebuah paras. Dari atas sini, ku lihat orang-orang bermental kecil untuk menaiki wahana ini. Yakin akan mencintainya dengan mental kecil? Percaya dirilah, ketahuilah cinta tak akan sukses tanpa usaha, kalahkan orang-orang yang menyayanginya dengan selalu ada untuknya. Siapa yang ingin terpenjara seorang diri tanpa seorang yang menemani?

     Aku didalam rumah. Jalan berliku-liku, salah jalan bisa bertemu jalan buntu. Rumah yang dipenuhi cermin ini membuat kami semakin rumit menemukan jalan keluar. Ya, dengan sedikit perjuangan, kami keluar dari rumah ini. Jika dilihat-lihat, sebuah hubungan cinta seperti rumah cermin ini. Cinta itu rumit, seperti labirin ini. Berjalan kebingungan dengan sedikit nostalgia. Saat kita bergaya di depan cermin, menutupi kesedihan yang tertutup sempurna. Masih berjalan menuju pintu keluar. Disaat itulah kita menemukan kebahagiaan hubungan yang kita lewati dengan perjuangan.

     Temanku Syaiful bilang, wahana permainan Perang Bintang sangat mengasyikkan. Benar begitu? Mencoba membuktikan, kami masuk ke dalam. Saat kami masuk ke dalam, banyak sekali ruangan kosong yang harus kami lewati. Dari gelap, hingga terang. Kami pun menemukan antreannya, hingga giliran kami. Kami menaiki perahu berbentuk lingkaran yang akan berputar-putar. Sambil menembaki lampu hijau yang ada. Tetapi... perkataan Syaiful adalah teori bohong yang pernah ku dengar. Wahana ini tidak begitu mengasyikkan. Begitulah, kadang kita harus mengetahui isi dalamnya dari pada mengetahuinya isi luarnya sebelum kita menyukainya.

     Letih bermain, tapi tak seletih ku mengejarmu. Kami beristirahat disamping wahana Ice Age. Duduk sembari memakan bekal yang kami bawa. Tiba-tiba seorang bule dengan muka khas Timur Tengah, meminta kami semua bergaya dengan peace. Saat kami bergaya, ia memotret kami dengan smartphone-nya kemudian berlalu pergi. Hal itu malah menjadi sebuah hal yang lucu bagi kami. Tapi aku juga pernah menjadi seperti bule itu, datang dengan tiba-tiba, membuat seseorang tertawa, lalu menghilang dengan tiba-tiba. Aku harap aku tak akan melakukan itu lagi demi perasaannya. Tapi untuk ‘kamu’ yang sekarang, terima kasih telah membuatku jatuh cinta. Debar bahagia siap menyambutnya. Patah hati siap aku terima. Yang terpenting kini hatiku bukan lagi tentang dia.

     Ku akhiri ice cream sebagai makanan penutup. Manis, tanpa pahit. Tidak seperti kopi tanpa air. Pahit ketika mengejar, luka saat terjatuh, susah terbangun, akhirnya pun mati tanpa cinta.

     Detik memaksa kami memasuki waktu beribadah. Kami tak lupa untuk beribadah kepada Tuhan, dan bersyukur bagaimana kekuatan-Nya menciptakan dirimu.

     Kami menaiki wahana kora-kora. Ya kali ini kami menaiki wahana dengan bersama-sama. Antrean ini membuat kami resah apakah kami akan duduk berdekatan atau tidak. Sayangnya Aswin terpisah dengan kita semua. Aswin berada di sisi satunya. Aswin duduk disamping perempuan, dan tiba-tiba saja saat wahana ini mulai berayun, perempuan itu memegang tangan Aswin keatas dan tertawa menikmati wahana ini. Kami sebagai cowok iri melihatnya, bagaimana nasib yang kami anggap sial karna tidak duduk berdekatan dengan kami justru menjadi nasib yang baik bisa berkenalan dengan perempuan. Setelah menaiki wahana ini, Aswin malah berpisah dengan kami, karena dia ingin menaiki wahana lain dengan perempuan tersebut. Begitulah orang yang jatuh cinta, dia akan melupakan sahabatnya dan mengacuhkan nasihat-nasihat sahabatnya.

     Sekarang senja menampilkan rona cerita indah, membiaskan warna tanpa derita. Kami puas dari apa yang kami lakukan hari ini. Tapi malam tak gentar untuk membuat kami kembali ke rumah. Tapi, tidak dengan beberapa teman yang kami yang harus pulang terlebih dahulu. Pergi, membuat kawanan menjadi sepi. Hati-hati kawan!

     Sisa dari kami menuju pantai, menikmati angin laut dengan sinar rembulan dan sedikit taburan cahaya. Lampu jalan menyinari air laut yang sudah tercemar ini. Aku duduk sembari menikmati air laut diterangi dengan cahaya-cahaya kecil. Indah, tapi tak seindah dirimu. Kaki ku lelah berjalan, mungkin di langkahku sudah tiada lagi kakimu yang membuatnya beriringan. Masih melihat laut, mencoba berpikir, apalah daya hanya wajahmu yang terukir. Sekarang ku ambil batu. Ya batu ini adalah beban hidupku. Ku buang batu ini ke laut jauh-jauh sambil berteriak. Ku harap beban hidup ini hilang. Tapi aku ingin menjadi batu ini, berharap dilempar ke palung hatimu, menyentuh dasar, dan menjadi batu satu-satunya yang ada di palung hatimu.

     Kini kami pulang, melewati jalan yang gelap. Sepekat langit malam ini, seperti itulah rindu menyala. Harapan yang teraniaya, kosong tak bernyawa. Di perjalanan ku lihat sesuatu yang aneh di pohon, ada beberapa benda yang menggantung. Apa itu? Tapi, kenapa ada bergerak dan ada yang tidak. Jika kena angin, kenapa tak semuanya bergerak. Hal tak logis ini membuat ku, Stefi dan Nata lari dengan panik. Aku harap itu bukan kamu yang menggangguku, tak puaskah kau menghantuiku di pikiranku dan di setiap kegiatanku?

     Ku naiki kereta dari stasiun Jakarta Kota setelah menaiki angkutan kota. Di kereta betapa senangnyaku banyak bangku kosong yang bisa ditempati. Rasanya ingin tidur, tapi tidur ini tidak akan pernah nyenyak tanpa bisikan selamat malam dari bibirmu. Aku pun tidak tidur. Raga memikul letih, terucap lara berlapis rindu yang perih.

     Kini ku sambung perjalanan ku dengan motor. Melewati angin malam, semoga ketiadaanmu tak membuat sepi. Karna bersamamu hitungan waktu tidak lagi menjadi omong kosong. Rotasi bumi terhenti hingga semesta berteriak minta tolong. Karena jarum jam terlalu cemburu melihat senyumanmu. Berharap kini mencintaimu bukanlah sebuah lamunan.

Jatuh cinta...
Izinkan aku jatuh cinta lagi.
Kepadamu kamu yang manis, walau jauh dari kesempurnaan.
Menjadi debar saat jantung ini berhenti berdegup.
Tambahkan bumbu cinta secukupnya yang akan membuat hubungan ini nikmat.
Kita habiskan waktu dengan tawa, tanpa rasa sesal.

Jatuh cinta...
Izinkan aku jatuh cinta lagi.
Menjadi orang bodoh yang akan melupakan nasihat-nasihat sahabatku.
Rindu akan menerangi jarak kita.
Menjagamu dipelukanku, hingga terlepas oleh kehendak waktu.
Dan janganlah membuatku tergantung dengan sesuatu yang tak ku tahu.

Maafkan jika aku melihat perempuan kurang ajar.
Tapi sejauh mata memandang, wajahmu akan selalu dimana-mana.
Karena wajahmu mengisi di hati dan di pikiran.

Genggam tanganku yang erat.
Mari kita lewati labirin cermin ini.
Jangan sampai tersesat.
Karna kita tidak mau mendapatkan kebahagiaan yang sesaat.
Pungut tawa di perjarlanan,
Agar momen ini tidak ada yang terlewat.

Banyak orang menilai,
Tanpa melihat dari sisi dalam.
Kini aku menilaimu,
Dari sisi luar,
Dan kini masuk ke dalam,
Mulai menilainya, dan...
Aku jatuh cinta lagi.

Entah mengapa Tuhan mempertemukan kita.
Tapi kehendak-Nya tak akan terkira.
Menciptakanmu...
Yang jauh dari kesempurnaan,
Namun melengkapi kekurangan.

Kini ku lempar batu ke laut.
Ku harap beban hidup berakhir menjadi maut.
Pergilah, wahai masa lalu yang masih terpaut.

Kini ku menutup mataku.
Mungkin aku tak mengantuk, mungkin karna raga ini butuh kau peluk.
Datanglah di bunga tidurku.
Terima kasih untuk Jatuh Cinta indah ini.

Any comments?

Phone:

+62 8xx xxxx xxxx (kepo kamu ya)

Address :

Jakarta,
Indonesia

Email :

slthaz15@gmail.com

About us

NeoMag is a blogging Blogger theme featuring a sleek, stylish and modern design suitable for everyone who loves to share their stuff online.